RUNTUHNYA SINGASARI DAN LAHIRNYA CIKAL BAKAL MAJAPAHIT

RUNTUHNYA SINGASARI DAN LAHIRNYA CIKAL BAKAL MAJAPAHIT

Oleh: Husnil Mubarok




Sejarah adalah suatu kejadian lampau dengan perjalanan kurun waktu yang sangat panjang, namun bukan sejarah kalau berbicara soal itu tidak dengan adanya sebuah kontroversial. Artinya, bercerita sejarah yang paling akurat adalah versi siapa yang mengatakan sejarah itu sendiri.

Pada kesempatan kali ini saya tidak fokus dibagian tentang runtuhnya kerajaan singasari melainkan awal berdirinya kerajaan majapahit yang mana masih ada sangkut pautnya era keruntuhan singasari atas penyerangan Jayakatwang.

 Untuk membahas lebih dalam tentang cikal bakal pendiri majapahit, alangkah baiknya kita melihat sekilah sejarah kerajaan Singasari. Di daerah Malang Jawa Timur (saat ini) dahulu kala muncul sebuah kerajaan bercorak Hindu tidak lain adalah kerajaan Singasari. Kerajaan ini muncul pada tahun 1222 M setelah runtuhnya Kerajaan Kadiri.

Pendiri kerajaan Singasari bukan dari seorang bangsawan melainkan dari seorang rakyat biasa yang bernama Ken Arok. Menurut sumber kuno nama Ken Arok sebagai pendiri kerajaan singasari hanya di akui oleh pararaton saja sedangkan dari sisi Nagarakretagama tidak mengakui atas posisi Ken Arok tersebut.

Waktu semakin berjalan pun juga sebaliknya kerajaan Singasari telah mengalami beberapa fase. Dalam sejarah Kerajaan ini ada lima fase yang sudah di lalui dengan nama raja-raja nya sebagai berikut, pertama adalah Ken Arok, Anusapati, Tohjaya, Wisnuwardhana dan terakhir ialah Kertanegara.

Fase terakhir sekaligus keruntuhannya kerajaan Singasari terdapat pada masa kepemimpinannya seorang raja Kertanegara. Ia termasuk seorang negarawan ulung yang cenderung totaliter. Akibatnya, dengan sejumlah gerakan pembaharu yang dilakukannya itu memancing dukungan juga sekaligus kebencian.

Pada titik akhir masa kepemimpinan raja Kertanegara di Singasari menui sebuah peristiwa pemberontakan besar yang di dalangi oleh Jayakatwang. Singkatnya, dalam sejarah diceritakan Jayakatwang dalam pemberontakannya telah mengalahkan Kertanegara. Namun, dalam pemberontakan tersebut ada keturunan raja Singasari yang berhasil kabur ia juga termasuk sebagai menantu dari raja Kertanegara tidak lain dia adalah raden Wijaya. Seorang yang kelak bakal mendirikan kerajaan baru yang bernama Majapahit. Oleh sejarawan, nama Raden Wijaya dalam pararaton di tulis sekitar abad ke-15 sebagai pendiri kerajaan Majapahit.

Perlu diketahui Raden Wijaya keturunan berasal dari dua Kerajaan besar. Ayahnya yang bernama Rakyan Jayadarma yang merupakan putra Guru Darmasika, raja kerajaan Sunda-Galuh sedangkan ibunya adalah Dyah Lembu Tal, putri Mahisa Campaka dari Kerajaan Singasari. 

 Menurut Babat Tanah Jawi, Raden Wijaya melarikan diri ke suatu daerah yang sekarang di kenal dengan daerah Madura. Adanya bantuan dari Adipati Sumenep tersebut, Raden Wijaya mendapatkan pengampunan dari Jayakatwang. Kemudian, diberilah sebuah daerah perdikan berupa hutan belantara kepada Raden Wijaya. Dalam hutan tersebut terdapat satu titik sinar rembulan menembus dan menerangi di tengah-tengah hutan belantara hingga di kenal lah sebagai daerah Terang wulan, yang sampai sekarang ini berubah di kenal sebagai daerah Trowulan tempat itulah dalam sebuah peristiwa sejarah Raden Wijaya mendirikan Kerajaan Majapahit.

Namun, ada banyak versi lain yang mengatakan soal penamaan Kerajaan Majapahit. Ada yang menyebutkan nama Majapahit berasalkan dari sebuah kehidupan Raden Wijaya juga keluarganya yang penuh dengan kepahitan. Ada lain yang mengatakan soal nama Majapahit di ambil dari sebuah pohon yang berbuah pahit dan pohon itu sendiri bernama maja, penemuan itu sewaktu Raden Wijaya membabad hutan belantara itu.

Kerajaan Majapahit sukses di bangun oleh Raden Wijaya tidak bisa lepas dari campur tangan serta peran tentara Tartar China yang menumbangkan Jayakatwang. Di ceritakan dalam sebuah sejarah, Raja Kertanegara sebagai raja terakhir kerajaan Singasari pernah menyiksa duta atau utusan dari China yang bernama Meng Khi. Padahal persoalan aturan duta telah disepakati oleh semua kerajaan bahwasannya seorang duta punya hak istimewa, ia berhak di sambut secara baik dan di jamu oleh tuan rumah sekalipun duta dari kerajaan musuh.

Setelah kepulangan Meng Khi ke negara asalnya, ia mengadu kepada raja yang saat itu dipimpin oleh raja Khubilai Khan, mendengan aduan semacam itu sang raja langsung marah besar dan tanpa membuang waktu raja Kubilai Khan langsung menyiapkan pasukan besar untuk menyerang kerajaan Singasari.

Pasukan Kubilai Khan ini bisa di kenal sebagai pasukan Tartar, keberangkatan pasukan Kubilai Khan ke jawa dengan membawa sejumlah 20.000 pasukan Mongolia mulai terdengar oleh Raden Wijaya, tanpa disadari kalau pasukan tartar itu tidak tahu Kerajaan Singasari dengan raja terakhirnya Raja Kertanegara sudah di taklukkan oleh Jayakatwang.

Kabar itu tidak di sia-siakan oleh Raden Wijaya, demi membalaskan dendamnya Raden Wijaya kepada Jayakatwang yang telah menghancurkan Singasari langsung memanfaatkan kedatangannya pasukan tartar itu. Sesampainya pasukan Tartar tiba di Jawa, Raden Wijaya menyambut dengan baik sembari menyakinkan kalau Raja Kertanegara sudah meninggal dan di gantikan oleh Jayakatwang raja terakhir jawa yang terletak di Kadiri.

Atas petuah dan nasihat dari Wiraraja kepada Raden Wijaya agar bisa bersikap menyerahkan diri ke panglima pasukan Tartar. Soal kabar tewasnya raja Kertanegara yang diberikan kepada pasukan tartar, yang mula berniat untuk menghukum raja Kertanegara atas perilakunya terhadap duta Meng Khi pada akhirnya melampiaskan dendam nya terhadap Jayakatwang di Kadiri. Atas dasar itu, Raden Wijaya dengan sigap menggabungkan dirinya ke pasukan Tartar untuk penyerangan terhadap Jayakatwang sebagai mana bentuk balas dendamnya yang berlalu.

Dalam peperangan itu di khabarkan kalau Jayakatwang telah tewas. Atas kemenangan tersebut pasukan Tartar merayakan dengan mabuk-mabukan sehingga pasukan itu membuat ketidakwaspadaan, dengan moment situasi tersebut, Raden Wijaya dengan cepatnya mengambil tindakan untuk menghancurkan pasukan itu tanpa sisa sedikitpun.

Setelah peristiwa tersebut, Raden Wijaya menobatkan dirinya sebagai raja pertama dalam Kerajaan Majapahit. Ia tercatat dalam kekidungan “Purneng Kartikamasa Pancadasi Sukleng Catur” ia di kenal dengan julukan “Ayam Jantan dari Timur” karena dalam penobatan dirinya di iringi sebuah kokok ayam di waktu pagi hari. Sejak itu nama Raden Wijaya berganti menjadi Sri Raja Kertarajasa Jayawardhana.

Inilah sekilas perjalanan sejarah awal mula munculnya kerajaan bercorak Hindu yaitu Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini bisa mencapai puncak kejayaan nya hingga ke Nusantara, masa ke emas an kerajaan ini pada masa kepemimpinan raja Hayam Wuruk dengan patihnya Gajah Mada. Sedangkan masa keruntuhannya terdapat pada masa Girindawardhana alias Dyah Ranawijaya, keruntuhan Majapahit merupakan awal kebangkitan Islam di Nusantara sebab, setelah keruntuhannya kerajaan-kerajaan yang bercorak Islam mulai muncul dan berkembang seperti halnya, kerajaan Demak Bintoro, Pajang, Mataram Islam dan sebagainya.



Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.