Sudut PKD 2022

Sudut PKD 2022


Gambar : Dokumentasi PKD 2022

Warga pergerakan sangat akrab dengan istilah PKD, karena sejak awal perkenalannya dengan PMII kegiatan pengkaderan formal tersebut telah menjadi asupan. Secara ideal, PKD adalah sebuah kegiatan wajib untuk warga pergerakan, yang mana eksistensinya menjadi rangkaian kaderisasi yang berkelanjutan. Warga pergerakan yang telah selesai menjalankan ibadah PKD selanjutnya disebut kader mujahid. Secara umum mereka dianggap sudah mengenal secara baik apa dan bagaimana PMII malalui proses yang panjang pasca MAPABA . Sebelum menjadi kader mujahid gelar warga pergerakan pasca MAPABA adalah kader mu'takid.

Kader mujahid dinisbatkan sebagai warga pergerakan yang siap untuk bertindak sebagai motor penggerak kaderisasi. Mereka sudah dituntut untuk menjalankan tujuan mulia PMII, baik dalam pengembangan kader maupun organisasi. Secara realistis mereka dituntut melakukan tugas penjaringan anggota agar warga pergerakan semakin banyak. Secara administratif mereka berkewajiban untuk memacu roda organisasi agar terus bergulir melalui reorganisasi kepengurusan baik dalam tataran Rayon maupun Komisariat. Selain dua hal tersebut, kader mujahid juga memiliki risalah yang harus ditegakkan dan disampaikan yang dalam hal ini saya sebut dengan tujuan idealis. Tujuan idealis tersebut adalah sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 4 Anggaran Dasar (AD) PMII yang berbunyi "Terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, berilmu, cakap dan bertanggung jawab dalam mengamalkan ilmunya serta komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia".

Diluar porsoalan materil, PKD ternyata memiliki ruang-ruang kecil yang harmonis. Ruang itu terbentuk atas dorongan emosional yang kuat dari para purna kader PMII. Sepanjang acara PKD berlangsung sudut-sudut ruang yang kosong terisi kader-kader militan dari lintas generasi. Mereka menyambut PKD dengan rasa yang bahagia. Manuskrip lama satu persatu dibuka dan menjadi cerita, lantas timbulah tawa gembira. Meskipun tidak ada jamuan yang sedap di ruang tamu, tidaklah ada masalah bagi mereka. Justru menu-menu ringan yang tersaji di depan mata tidak lain adalah pembuka memori yang lekang, menginginkan pada masa-masa silam. Alasannya sederhana, makanan berupa jajan kiloan yang disajikan menggunakan kertas minyak ternyata sama jenisnya, kalo tidak makroni, yaa kerupuk pedas. Itulah mengapa setiap lahapan mereka membawa kenangan tersendiri sehingga menyibak rentang waktu yang jauh menjadi seperti terulang lagi.

Tidak selesai dengan makroni dan kerupuk pedas. Antusias kedatangan senior dan seniorita adalah sebuah bentuk kasih sayangnya terhadap PMII. Meskipun PMII bukan dalam bentuk benda, tetapi keberadaannya seperti memikat hati bagi kader yang menikmati prosesnya.  Bahkan tidak jarang senior-senior dari luar kota yang mengorbankan banyak hal demi memenuhi undangan adek-adeknya. Jika boleh saya sebut, salah satunya adalah beliau Yik Adam (demisioner pengurus komisariat). Kedatangan senior yang satu ini bukan hanya dari luar kota, tetapi luar propinsi. Mari kita kalkulasikan modal yang harus dikeluarkan, mulai dari bensin, tenaga, waktu, dan mungkin agenda-agenda lain yang dibatalkan demi PMII. Jika bukan karena dorongan emosional, beliau tidak mungkin datang, sebab kepuasannya bukan soal matrial tetapi immaterial yaitu rasa senang dan kebahagiaan.

Lantas bagaimana dengan panitia?. Tentu mereka adalah dalang dibalik suksesnya suatu rangkaian acara PKD. Jika tidak berlebihan, dapat dikatakan bahwa tanpa mereka acara PKD tidaklah berjalan. Berkaitan dengan apakah baik-baik saja atau tidak, jelas jawabannya tidak. Sebab persoalan diluar konsep acara tentu silih berganti, entak problem antar personal atau devisi. Belum lagi soal anggaran yang kurang, terkadang imbasnya adalah pemotongan jatah makan panitia. Namun itu bukanlah persoalan besar. Hal yang penting untuk difahami oleh panitia adalah prioritasnya terhadap peserta berkaitan dengan fasilitas, kebutuhan, hak-hak mereka yang harus terpenuhi. Saya berharap panitia tidak keberatan jika saya menitipkan pesan disela ocehan ini. Sejauh pengalaman pe-ngoceh, setiap kepanitian dalam agenda PMII hampir seluruhnya terjadi masalah, entah itu secara personal atau struktural. Nampaknya agenda PKD tahun 2022 ini menjadi pengalaman baru yang patut diabadikan dan di pertahankan. Berbeda dengan agenda sebelumnya. Dalam agenda tersebut terjadi problematika yang menurut sumber yang pe-ngoceh baca merupakan tindakan yang kekanak-kanakan. Saat itu terjadi sebuah peristiwa yang menyebabkan panita risau, marah, sebal dan ekspresi lainnya kala itu. Kamungkinan besar, hal itu tidak disadari oleh pihak terkait sehingga tidak ada inisiatif untuk komunikasi secara kekeluargaan maupun kelembagaan. Hemat pe-ngoceh, masalah itu sebetulnya sederhana jika dalam menjalankan kepanitiaan tidak mengedepankan sifat egoisnya. Artinya, sebagai kader yang sedang  menjalankan kegiatan, mereka harus faham bahwa berbicara kelompok adalah berbicara soal banyak kepala. Maka, tidak bisa kemudian jalannya kepanitiaan hanya sesuai dengan isi otak satu orang saja, tetapi harus kolaboratif. Dengan demikian persoalan yang pada saat itu genting sebetulnya sederhana. Tidak ada kesulitan berarti kecuali  pihak terkait “memutus komunikasi dan memilih untuk mutung”. Itulah benang merahnya. Pesan dari pe-ngoceh adalah apa, dimana dan bagaimananya suatu kepentingan organisasi kuncinya adalah komunikasi, menurunkan egonya, dan jangan sekali-kali mutung dan metu grup. Tragedi semacam itu tidak terjadi dalam kepanitiaan PKD 2022, sehingga dengan ini saya katakan bahwa PKD 2022 “SUKSES”.

Disudut yang lain, sekelompok kader berbincang perihal kontestasi PMII yang akan datang. Mereka yang antusias terhadap proses reorganisasi membuka ruang kecil untuk meraba peta politik secara sederhana. Pemetaan-pemetaan strategis sudah mulai dirancang oleh sebagian kecil kader untuk mengamati lahan kontestasi yang hendak di garap. Lahan itu diantaranya komisariat, rayon, HMJ, BEM dan SEMA dari masing-masing fakultas. Diluar itu, sebagian kader  yang telah memiliki lahan untuk di garap, momentum PKD ini menjadi rembug menyusun bangunan-bangunan atau bakal kader yang hendak ditanam. Proses itu dikenal oleh warga pergerakan sebagai "distribusi kader". Salah satu fungsinya adalah memberikan ruang ekspresi kepada kader agar balajar menjadi sosok yang organisatoris. Sehingga mereka akan memperoleh manfaat secara individu atau organisasi. Mereka bukan hanya bertindak atas self interest-nya saja, tetapi belajar untuk bagaimana dalam kehidupannya berbangsa dan bernegara membawa public interest. Kepentingan umum itu semata-mata untuk kemajuan dan perkembangan PMII kedepan. Andaikan ada tujuan-tujuan lain dalam proses tersebut, setidaknya masih dalam  hal positif yang akan membawa kader ke arah yang lebih produktif.

Masih banyak lagi sudut PKD yang tidak dapat pe-ngoceh narsikan disini. Selain karena keterbatasan, juga karena momentum-momentum itu saya biarkan menjadi kenangan dan mudah-mudahan dapat di narasikan oleh kader lain dengan labih menarik. Yang jelas, terkahir saya ingin menyampaikan bahwa yang indah adalah caramu menikmati proses. Untuk memulai biarlah terpaksa, untuk mengawali biarlah keberatan, sebab sekeras apapun Pak Yon menyuruh, mengajak, bahkan mengantarkan untuk mengikuti kegiatan, mau atau tidaknya dirimu berkembang dan produktif adalah diluar kendali Pak Yon.

 

Tulisan ini hanya sekedar refleksi atas apa yang dirasa ada di momentum PKD 2022. Jika ada hal-hal yang menyinggung harap diterima saja. Saya menunggu pesan masuk di WhatsApp apabila ada komentar, masukan dan komplenan.  Sahabat/ti yang hendak ngoceh di disini bisa juga menghubungi PMIISA Official melalui Pengurus Komisariat.

 

SALAM PERGERAKAN


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.