MENJADIKAN PMII SEBAGAI PUBLIC RELATION DI MASA DEPAN
MENJADIKAN PMII SEBAGAI PUBLIC RELATION DI MASA DEPAN
Oleh:
M. ULUMUDDIN(Rayon Alwi Syihab )
Freepik.com |
ABSTRAK
PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) merupakan suatu organisasi yang berada di
lingkup universitas, yang mana
organisasi ini lahir dari organisasi kemasyarakatan Islam terbesar
yang
ada di Indonesia, yaitu Nahdhlatul
Ulama.
Selain
sebagai wadah berorganisasi,
PMII diharapkan mampu turut serta membentuk
anggotanya menjadi pemuda berkualitas, dan memiliki jaringan relasi yang luas. Karya tulis bertujuan untuk menambah
wawasan pembaca
mengenai bagaimana dan sejauh apa
peran public relation dalam PMII. Kesimpulan dari karya tulis ini adalah memaparkan
betapa pentingnya kemampuan public relation
khususnya bagi para kader PMII.
Kata Kunci: PMII, Relasi, Public Relation, Kader
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PMII merupakan suatu organisasi yang berada di lingkup universitas, yang merupakan akronim
dari Pergerakan
Mahasiswa Islam
Indonesia, yang
mana organisasi ini lahir dari organisasi kemasyarakatan Islam terbesar yang ada di Indonesia,
yaitu
Nahdhlatul Ulama.
Pergerakan mahasiswa Islam
Indonesia (PMII)
merupakan organisasi
yang dibentuk oleh mahasiswa
nahdliyyin. Sama halnya dengan organisasi lain seperti HMI, PMII
merupakan organisasi eksternal yang mana
ekstensinya cukup di perhitungkan, sebaran PMII juga meluas,terdapat di berbagai universitas
di penjuru Indonesia.
Organisasi
eksternal kemahasiswaan PMII yang mana sampai sekarang masih
mendeklarasikan diri sebagai organisasi pengkaderan dan
kaderisasi dan harus paham dengan pengoptimalan dan
pengorientasiannya
dalam aktivitas
dan kegiatan dalam
organisasinya,. Dengan tujuan terwujudnya
Pendidikan kepada
kader-
kadernya,
seluruh kegiatan dan aktivitasnya harus menembus semua aspek dan nilai sosial yang
berkembang pada masa kini,dan masa yang akan datang, baik dari sisi kemampuan,
keterampilan, maupun sikap dan
nilai yang ada,untuk seluruh
kader – kadernya.
Dengan memperhatikan umur perkembangan PMII yang semakin dewasa, harus memiliki
kesadaran
yang lebih untuk meningkatkan
peran dalam
pembangunan jaringan
yang baik
di
masa depan. PMII juga harus
mampu
membangun public
relation yang bertujuan untuk kelanjutan dan keberlangsungan yang tanpa
batas,
meskipun pendidikan formal sudah usai. Dari latar belakang dan tujuan
tersebut,
dan
dengan Tema “PERAN PMII DALAM MEMBANGUN PERADABAN DI INDONESIA EMAS” maka penulis tertarik untuk menulis karya
dengan judul
MENJADIKAN
PMII SEBGAI PUBLIC RELATION
DI MASA DEPAN.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana cara PMII untuk
bisa
mencetak kader yang berkualitas?
2. Bagaimana proses public
relation di PMII?
3. Jaringan seperti apa yang dibutuhkan
di PMII?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar
belakang di atas, maka tujuan penulisan dalam karya tulis ini
yakni supaya kader
lebih mengetahui kualitas diri mereka selama
bergabung di PMII, bagaimana proses public relation yang ada di dalam PMII, yang mana kita tahu bahwa
hal
tersebut bertujuan untuk membantu PMII
dalam membangun jaringan, dan agar mengetahui bahwa pengalaman selama berkiprah di PMII juga
akan diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat kelak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Cara PMII
Mencetak Kader yang Berkualitas
Organisasi yakni tempat atau
wadah yang memungkinkan anggotanya untuk
mewujudkan impian atau mencapai tujuan yang sebelumnya
belum pernah dicapai
oleh mereka. Organisasi merupakan suatu unit kelompok yang
terkoordinasi, yang
terdiri dari dua sampai tiga orang atau lebih, dan memiliki
fungsi mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Dalam organisasi PMII ini, tentu saja membutuhkan adanya
kader.
Karena
kader merupakan pemeran utama dalam PMII, yang sekaligus menjadi sumber daya manusia dalam PMII. Pada umumnya, di awal-awal terjun ke PMII,
para kader akan merasa sulit untuk menjalankan organisasi. Terlebih lagi apabila
jumlah kader yang dimiliki berjumlah sedikit. Hal tersebut akan terasa agak ringan
apabila jumlah anggota
kader yang dimiliki cukup banyak. Secara tidak langsung,
jumlah anggota atau kader
mempengaruhi proses pencapaian tujuan dalam suatu organisasi. Dengan adanya kelompok maka akan mempermudah pencapaian tujuan karena disadari bahwa atas kerjasama dari masing – masing individu untuk membentuk kelompok,kemudian membentuk organisasi.1 Terlebih ketika
membahas organisasi pengkaderan, yang tidak lepas dari
kader
dan
anggota sebagai ujung tombak keberlangsungan hidup dan matinya organisasi yang manaungi mereka.
Para
kader
di harapkan tidak hanya membantu agar organisasi yang
menaunginya tetap eksis dan terjaga
keberlangsungannya, namun yang terpenting
justru para kader
diharapkan mampu untuk merepresentasikan dirinya sebagai kader
dan anggota yang
memiliki
loyalitas, patuh, dan taat
terhadap organisasi,
serta mampu menjalankan visi dan
misi organisasinya.
Organisasi PMII
yang sampai skearang masih mendeklarasikan dirinya sebagai organisasi pengkaderan dan kaderisasi harus mampu mengoptimalkan poin-poin di
atas. Hal tersebut
dapat
dapat
ditinjau bahwa
dari seluruh
pengkaderan
formal
1 Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2003),
hlm. 88
maupun non formal PMII baik itu Masa
Penerimaan Anggota Baru (MAPABA), Pelatihan Kader Dasar (PKD), dan PELATIHAN KADER LANJUT (PKL) harus
sebisa mungkin mengarahkan para kader ke pengembangan diri yang lebih baik, yang mana tujuan luhur PMII sesuai dengan AD/ART organisasi dapat tercapai secara maksimal dan akan terbentuklah kader ulul albab yang diharapkan. Untuk dapat mengarah ke hal tersebut, maka proses pengkaderan harus
memiliki berbagai macam
perangkat pendukung, diantaranya adalah tujuan
pengkaderan, pengkader, peserta pengkaderan, proses
pengkaderan, serta materi dan metode
pengkaderan.
Dengan usia PMII yang semakin dewasa, harus memiliki kesadaran yang lebih
sebagai upaya peningkatan peran dalam pembangunan nasional, yang mana
hal tersebut tidak lepas dari visi dan misi keislaman
dan
kebangsaan, serta harus lebih
memiliki semangat juang
dalam membentuk pribadi kader-kader
yang berkualitas
yang mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan tenaga guna
kemajuan agama,
nusa, dan bangsa khususnya
pada kontribusi generasi muda. Partisipasi ini dilakukan
secara terus menerus dengan kritis, konstruktif, obyektif, dan bertanggung jawab
sesuai dengan tujuan berdirinya
PMII, yaitu: terbentuknya pribadi muslim Indonesia yang berbudi luhur, berilmu, dan bertakwa kepada Allah SWT, cakap serta
bertanggung jawab mengamalkan
ilmu pengetahuannya.
2.2
Proses Public Relation
di PMII
Public relation
adalah
suatu hal
yang menjadi jembatan
antara organisasi
dengan publik. Jadi, makna yang tersirat dari pengertian diatas yaitu selain sebagai
wadah untuk berorganisasi, PMII juga merangkap sebagai jembatan bagi kader untuk memperluas jaringan dan relasi. Hal tersebut dapat didapatkan ketika para kader
mengikuti kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan oleh
PMII. Seperti PKD (Pelatihan
Kader
Dasar) contohnya.
Public relation di PMII diharapkan dapat membantu kader
untuk mempertahankan hubungan yang
baik dan bermanfaat di dalam organisasi, terlebih
lagi bagi PMII yang
mana sudah tidak asing
lagi
bagi
kalangan mahasiswa.
Usaha yang dilakukan terus menerus oleh kader PMII dapat membuahkan hasil apabila
dari
kader itu sendiri juga melatih kemampuan
komunikasi mereka. Entah komunikasi antara
sesama anggota khususnya, maupun antara anggota organisasi
dan masyarakat pada umumnya. Seperti salah
satu kalimat bai’at di PMII, “Satu langkah
mundur adalah bentuk
pengkhianatan”, begitu pula
sifat apatis dalam organisasi
PMII juga merupakan pengkhianatan, karena untuk apa bergabung tanpa disertai dengan kontribusi dan keaktifan
di dalamnya.
Dalam proses public relation kita harus
bisa merepresentasikan organisasi kita sebagai organisasi
yang baik. Dan baik atau buruknya citra suatu organisasi tidak
dapat diperlihatkan secara
instan, melainkan bersamaan dengan diwujudkannya kualitas dan pengelolaan organisasi yang baik.2
2.3
Jaringan yang Dibutuhkan di PMII
Jaringan yang dimaksud di sini yakni relasi yang kita
miliki setelah kita tidak lagi
menjadi mahasiswa, yang juga bisa
mempengaruhi kehidupan bermasyarakat yang akan kita hadapi. Di PMII, kita di bentuk menjadi kader yang berkualitas yang
kelak setelah lulus dari jenjang perkuliahan, kita diharapkan agar dapat terjun di masyarakat dengan dengan ilmu akademik dan ilmu kehidupan
yang diajarkan di
PMII. Relasi tersebut dapat berawal dari
lingkup fakultas atau rayon, dan kemudian
berkembang ke tingkat komisariat dan juga
cabang wilayah di daerah, Harapannya organisasi ini
dapat menjadi
wadah
yang memiliki
keberlangsungan
jalinan hubungan yang kuat dan timbal balik yang baik antar setiap kadernya, yang mana
bisa membantu ketika
sewaktu-waktu saling membutuhkan ketika sudah terjun di kehidupan
bermasyarakat, karena pernah Bersama-sama
berada
dalam satu naungan
atap yang sama, yakni PMII. Karena PMII dapat menyatukan anggota kader dari berbagai daerah, dimanapun
dan kapanpun, PMII diharapkan
bisa menjadi keluarga
bagi sesama anggotanya.Dengan
bergabung di
PMII,
lingkup jaringan yang
di bentuk akan semakin
luas,
seperti
halnya ketika seseorang
melakukan pengembangan
jaringan
PMII
.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Berdasarkan uraian
diatas, maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Kader dan anggota merupakan bagian terpenting sekaligus sebagai ujung tombak dari
hidup
dan matinya organisasi. Secara
umum, kader dan anggota adalah mereka yang telah tuntas mengikuti proses
pengkaderan yang ada di dalam organisasi dimana mereka berada, baik
pengkaderan formal
maupun
non
formal. Para
kader di harapkan tidak hanya
membantu agar organisasi yang menaunginya
tetap eksis dan
terjaga keberlangsungannya, namun
yang terpenting justru
para
kader diharapkan
mampu
untuk
merepresentasikan dirinya sebagai kader dan anggota yang memiliki loyalitas, patuh,
dan taat terhadap
organisasi,
serta mampu menjalankan visi
dan misi organisasinya.
2. Public relation di PMII diharapkan dapat membantu kader untuk
mempertahankan
hubungan yang baik dan
bermanfaat di dalam organisasi, terlebih lagi bagi PMII
yang mana sudah tidak asing lagi
bagi kalangan mahasiswa.
3. PMII
dapat menyatukan anggota kader dari berbagai daerah,
dimanapun dan kapanpun, PMII diharapkan bisa menjadi keluarga
bagi sesama anggotanya.
Dengan bergabung di
PMII, lingkup
jaringan yang di bentuk akan
semakin luas, seperti
halnya ketika seseorang melakukan pengembangan jaringan
PMII sampai tingkat
nasional bahkan internasional. Di sini dapat diketahui bahwa cara
pandang lingkup organisasi PMII bukan hanya di kampus pribadi saja
,akan
tetapi
sampai ke berbagai
penjuru dunia.
3.2
Saran
Dengan adanya karya tulis ini, semoga dapat menambah pengetahuan
pembaca dalam Menjadikan PMII Sebagai Public Relation di Masa Depan.
Tidak hanya sebatas menjadi pembaca, akan tetapi bagaimana cara
agar pembaca dapat mengambil dan mengamalkan nilai-nilai positif yang didapatkan
dari karya tulis ini.
3.3 Penutup
Demikian karya tulis ini dibuat, penulis sadar bahwa karya ini jauh
dari kata sempurna. Semoga bisa menjadi referensi pengetahuan yang bermanfaat untuk pembaca ketika menghadapi persoalan yang sesuai
dengan karya tulis
ini. Terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA
- Veithzal Rivai, Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi, Jakarta, Raja Grafindo Persada,
2003), hlm. 88
- https://media.neliti.com/media/publications/100727-ID-peran-strategis-public-
relations-di-perg.pdf
Dokumentasi Pemberian Apresiasi |
Tidak ada komentar